Segala macam teori dilahap sejak Mursyid usia 16 bulan. Hah. Emang umminya aja sih, yang gak telaten alias gak istiqomah buat sounding. Dibilang males gak juga. Tepatnya adalah saya yang gak rela kehilangan momen-momen indah saat menyusui huhuhu.
Adakalanya diingatkan pak suami kalau Mursyid sudah besar. Di situ saya merasa baper dan laper.
Inget banget waktu pertama kali denger tangisan dia pecah di dunia #kacakali. ASI yang keluar dikit banget. Yang tiap hari makan katuk tapi kok gak ngaruh. Suplemen A-Z dilahap cuma ya ampun, sampai nangis bombay lihat hasil pumping hanya berapa ml. Tapi saya gak nyerah untuk mengASIhi Mursyid.
Dan waktu memang bergulir dengan cepatnya bak kilatan cahaya ... #apabanget
Dua tahun itu mendekat. Maka bismillaah... saya kuatkan azzam yang jatuh bangun untuk menyapih Mursyid.
"Nak, Mursyid sudah besar ya. Nenennya ganti buah, kue atau susu mau?"
Begitu yang kerap saya ucapkan di siang hari. Dari sejak usia setahun sampai 18 bulan nenen di siang hari 5-6 kali, lama-lama berkurang seiiring waktu. Kalau malam, hanya sesekali dia bangun.
Tepat pada usia 24 bulan, di siang hari dia hanya nenen 2-3 kali. Malamnya sudah jarang bangun dan minta nenen.
Saya terus sounding dan sounding yang intinya, kalau sudah besar, Mursyid ndak perlu nenen lagi.
Gak apa ngaret alias gak tepat dua tahun. Dan yap, bulan februari Mursyid sudah disapih. Tapi entah, ini kebetulan atau gimana. Waktu itu saya gak enak badan dan minta tolong bekam pak suami. Selesai bekam, baluran bau minyak butbut semerbak di badan saya haha. Saat Mursyid minta nenen, saya sounding ndak boleh nen. Dan dia balas, "Nen mi au butbut. Ait." (baca: nenen ummi bau butbut. Pahit). Hah? Hahahaha. Baiklah...
Umminya malah yang sering galau dan kangen huhu. Mursyid sesekali minta, tapi dia sendiri yang geleng-geleng kepala saat saya sodorin wkwkwkwk.
Inti dari penyapihan, emaknya dulu yang kudu setrong. Minta sama Allah agar dimudahkan. Lalu sounding dan sounding.
Setelah penyapihan, Mursyid gak minum susu formula. Sebelumnya pernah tanya dengan DSA Mursyid. Kata beliau, gak perlu tambahan sufor asal menu makanannya seimbang. Sayur yang agak kendala. Mursyid gak terlalu suka sama daun-daunan. Tapi kalau macam wortel, kentang, tauge, dan sayur lain yang bukan daun, Mursyid masih doyan alhamdulillah. Paling saya bikin nugget sayur yang isinya bayam hehe. Tapi alhamdulillah juga, Mursyid suka banget kalau sayur berkuah. Jadi saya tetep masakin dia sayur bayam atau sop atau asam. Gak apa yang daun sering dia disingkirin di pinggir piring hihi. Umminya kudu istiqomah mengenalkan dia dengan sayur daun. Ah, ala doyan karena biasa ya, Nak... wkwk.
Segala puji bagi Allah. Azzam saya menyusui Mursyid sampai dua tahun (meski lebih hehe) Allah kabulkan. Saya gak minta sama Allah supaya ASI saya berlebihan atau kurang. Tapi dicukupkan. Semoga dengan adik-adiknya Mursyid juga cukup, aamiin aamiin aamiin yaa Rabb. Alhamdulillah juga, gak drama-drama korea banget sih pada proses penyapihan. Paling saya yang sesekali mewek sesenggukan lihat Mursyid waktu tidur karena kangen nenenin dia haha. Judul tulisan ini emang lebay dan berlebihan wkwk.
Semangat mengASIhi dan menyapih bagi yang sudah waktunya untuk disapih!