05 April 2017

Rumah Baru

Bukan. Bukan rumah baru saya. Ini rumah orang tua yang baru aja pindah. Sebelumnya rumah ortu di perumahan menteng metland. Untuk masalah keamanan mah, jangan ditanya. Tamu kudu wajib setor tanda pengenal kalau mau berkunjung.

Terus kenapa pindah? Jadi, yang satu deretan rumah dengan ortu itu, subhanallah banget. Terutama sebelah kiri rumah ortu. Gak mengeneralisir suatu agama atau suku lho, hanya mbok kalau mau pelihara anjing itu jangan sampai dzholim atau membuat gak nyaman ke orang lain. Baunya itu sampai ke rumah! Ortu sudah bolak-balik memberi peringatan, bahkan sudah ditegur Pak RT. Tapi ya emang orangnya ndableg kali, ya. Segala macam cara udah dilakukan sama ortu untuk kasih tahu. "Woy! Pelihara anjing boleh. Tapi dimandiin dan kotorannya diurusin biar baunya gak ke mana-mana."

Perkara ini bukan sebulan atau enam bulan. Tahunan! Dengan segala berat hati dan pertimbangan A-Z. Ortu memutuskan hijrah ke tempat yang lebih layak.

Dan taraaaa! Saya suka dengan lingkungan rumah baru ortu. Pertama, dekat pasar dan masjid. Cukup jalan kaki kurang dari lima menit buat sampai kedua tempat itu. Pasarnya itu gak nahaaan. Harga juga lumayan miring untk sandang, apalagi kalau dibandingkan sama harga di Pontianak, haha. Ya jelaslah agak jauh beda. Secara gak kena ongkir hehe.

Kedua, komplek rumah ortu yang sekarang dekat dengan beberapa rumah kawan SMA saya. Dan seminggu lalu, saya udah sempat ketemuan dong dengan salah satu kawan saya, hehe. Nostalgia membawa kenangan #eh #uhuks. Ketiga, di komplek rumah ortu yang ini, gak banyak anjing kayak  sebelumnya. Keempat, tetangga kanan-kiri, pokoknya sederetan alhamdulillah muslim. Ya kali, di pangkalan ojek dekat rumah terpampang nyata tulisan dan beberapa poster "Israel Terorist!" atau "Save Gaza". Plus bendera Palestina. Paling kerjaan dari pengurus DKM masjid istiqomah, hohoho.

Minusnya? Ada dong. Keamanan di komplek rumah ini kurang terjaga. Satpamnya antara ada dan tiada. Setiap keluar-masuk gerbang rumah sendiri, kudu digembok dan bawa kuncinya. Ribet deh. Apalagi pas papah denger dua minggu lalu rumah yang dekat pasar kecolongan motornya siang bolong ckckck. Katanya sih, pencurinya pakai cairan kimia buat ngerusak gembok. Mungkin pakai asam pekat kali yes. Wah. Papa makin-makin aja worry-nya. Tapi ya sudahlah... ikhtiar kenceng lalu pasrah. Sebaik-baik penjaga hanya Allah.

Poin pentingnya adalah: JANGAN DZHOLIM sama tetangga. Ini #ntms banget buat saya juga. Mbok kalau pelihara hewan ya monggo. Tapi inget, ada hidung orang lain yang kudu dijaga juga.

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya.” (Muttafaq ‘alaih).

Nah. Ini self reminder pake bangetnget buat saya.

Lalu poin selanjutnya, kalau pilih lingkungan rumah emang yang kudu kondusif, aman dan cukup ramai. Yang jelas buat saya, dekat dengan masjid, puskesmas dan tempat belanja hehe.

So, buibu, yuk mari. Kita ikhtiar menjaga lingkungan sekitar kita agar nyaman dan tenteram untuk ditinggali bersama. Gak hanya untuk keluarga, tapi juga tetangga kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan komentar dengan bahasa santun :)