27 Oktober 2011

Jum'at Barokah, 1 Dzulhijah, dan Sumpah Pemuda-h

“Oh iya. Hari ini hari sumpah pemuda ya?”. Komentar saya saat sedang ‘jalan-jalan’ di twitter. Jadi inget jaman putih abu-abu. Biasanya upacara nih, dan mengucapkan ikrar yang bunyinya,

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Haiyoo..para pembaca, siapa yang gak inget sama kalimat diatas?. Banyak yang tersipu sepertinya. Hihi.

nemu di google

Sebenarnya saya sedang malas membahas yang ‘serius-serius’. Emang pernah ya, serius?Hehe. Saya senyum-senyum tawa saat membaca beberapa twiit yang mampir di TL (istilah home di twitter yang maksudnya TimeLine). Beberapa ‘percakapan’ ala RT bermunculan terkait tema hari ini. Percakapan ala Twitter yang cukup membuat saya terhibur dan berfikir sejenak hingga muncul ide untuk menulis, saya rangkum menjadi percakapan, diantaranya :
Percakapan 1 :
a : jadilah pemuda yang mengatakan "ini lah karyaku!" bukan "Ini ayah ku!"
b : saya bangga koq kalo bilang "ini ayah-ibu ku". saya kan karya terbaiknya mereka
a : *gubraaakkk*
Percakapan 2 :
a : bedanya sumpah pemuda dulu sama yang sekarang, apa?
b : dulu pemuda bersumpah dengan sepenuh hati, tapi sekarang setengah hati
a : jiyyaahh.. lagu kaliii. Ada lagi?
b : ada. Dulu pemuda bersumpah tapi sekarang pemuda yang disumpah-sumpahi #eh
hahahaha..
Percakapan 3 :
a : memaknai sumpah pemuda dari segi ekonomi, mencintai produk dalam negeri
b : Lah guweh??gimana donk?? -> teringat dirinya yang sedang kuliah di Luar negeri
ahahahha..
Selingan diatas sudah cukup untuk pemanasan (Olahraga kalii).
Saya hanya merasa istimewa saja dengan sumpah pemuda kali ini. Kenapa gitu?. Karena sumpah pemuda kali ini, masih banyak pemuda yang belum paham mau membentuk jati diri yang seperti apa? Atau?.

Bukan. Bukan sobat..Karena bertepatan dengan hari Jum’at yang istimewa dan mengandung banyak barokah disana. 

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata: Hari Jum'at adalah hari ibadah. Hari ini dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam sepekan, laksana bulan Ramadhan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Waktu mustajab pada hari Jum'at seperti waktu mustajab pada malam lailatul qodar di bulan Ramadhan. (Zadul Ma'ad: 1/398).

Bebrapa hadits lain :
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:“Hari paling baik dimana matahari terbit pada hari itu adalah hari jumat, pada hari itu Adam diciptakan, dan pada hari itu pula Adam dimasukkan ke dalam surga, serta diturunkan dari surga, pada hari itu juga kiamat akan terjadi, pada hari tersebut terdapat suatu waktu dimana tidaklah seorang mukmin shalat menghadap Alloh mengharapkan kebaikan kecuali Alloh akan mengabulkan permintannya.” (HR. Muslim).

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata Rosululloh bersabda: " Sesungguhnya pada hari Jum'at terdapat waktu mustajab bila seorang hamba muslim melaksanakan shalat dan memohon sesuatu kepada Alloh pada waktu itu, niscaya Allah akan mengabulkannya. Rasululllah mengisyaratkan dengan tangannya menggambarkan sedikitnya waktu itu (H. Muttafaqun Alaih).

Ibnu Qayyim Al Jauziah - setelah menjabarkan perbedaan pendapat tentang kapan waktu itu - mengatakan: "Diantara sekian banyak pendapat ada dua yang paling kuat, sebagaimana ditunjukkan dalam banyak hadits yang sahih, pertama saat duduknya khatib sampai selesainya shalat. Kedua, sesudah Ashar, dan ini adalah pendapat yang terkuat dari dua pendapat tadi (Zadul Ma'ad Jilid I/389-390).

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari jum’at akan diberikan cahaya baginya diantara dua jum’at.” (HR. Al Hakim dan Baihaqi dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).

Dan masih ada hadits lain yang menceritakan istimewanya hari ini. Tapi tak saya posting semua. Wuih. subhanAlloh ya hari jum’at itu. Kalo kata pemuda sekarang, “sesuatu deh” Hehe. Namun saya tidak akan membahas terlalu banyak soal ke-istimewaan hari jum’at karena niat-an tema yang sedang bermain di otak saya adalah sumpah pemuda. Wahai para pemuda Muslim! Jujur deh, siapa yang ga tau ke-istimewaan tentang hari jum’at diatas?.aih, malu-malu gitu deh.. kayak kucing aja. 

Sudah saatnya bagi kalian yang mengaku sebagai pemuda untuk tau dan berlomba beramal di Jum’at yang barokah ini. ditambah semangat yang bertepatan dengan sumpah pemuda. Yuk!Berlomba, Fastabiq!.

Hai para pemuda, ada lagi loh, yang saya istimewakan dengan sumpah pemuda kali ini. Apa coba? Liat kalender deh!. Ya jangan kalender Masehi toh..

Yup!bertepatan dengan hari pertama di bulan dzulhijah. Hey, what’s up?.

OK. Let’s see, walau sedikit semoga manfaat:

Dari Ibnu ‘Abbas r.a. bahwa Nabi saw. Bersabda, “Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah.” Mereka bertanya, “Ya Rosululloh, tidak juga jihad fi sabilillah?” Beliau menjawab, “Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun.” (HR. Bukhari).

Dari Umar r.a., bahwa Nabi saw. Bersabda, “Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Alloh untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir, dan tahmid.” (HR. Ahmad).

Ada beberapa amalan yang bisa kita kerjakan, salah satunya, berpuasa selama 10 hari di hari-hari pertama bulan Dzulhijjah, atau pada sebagiannya, atau paling tidak sehari di hari Arafah. Alloh memilih puasa sebagai amalan hamba-Nya untuk diri-Nya sehingga Dia sendiri yang menentukan pahalanya. Hal ini termaktub dalam sebuah hadist Qudsi. “Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan, dan minumannya semata-mata karena Aku.”.

Coba mulai berhitung dari sekarang, kapan tanggal 9 dzulhijah tiba?. Sekarang itu tanggal 28 oktober 2011, 1 dzulhijah 1432 H. kira-kira tanggal 9 dzulhijah itu berarti bertepatan dengan tanggal 5 november 2011. Emang kenapa gitu?. Baca yang satu ini. 
Ada keutamaan yang lebih khusus pada hari kesembilan sebagai hari ‘Arafah, Diriwayatkan dari Abu Qatadah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
Berpuasa pada hari ‘Arafah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya.” (HR. Muslim)
Diriwayatkan dai Abu Said Al Khudri radhiallahu anhu, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Alloh melainkan Alloh pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Jadi, bisa kan merasa apa yang sedang saya rasakan? (Halah..). Istimewa, kan?. Tapi bukan berarti saya maksa supaya jadi istimewa atau punya niat lain. Saya hanya merasa takjub saja dengan kebetulan ini. Mungkin bagi sebagian orang, “alah..ga penting. Ga sengaja juga. Kebeneran aja..”. ya gak apa-apa sih, tapi buat saya, yuk! ambil sisi baik nan berhikmah ini. setidaknya, saat hari dimana sumpah pemuda di ikrarkan ketika itu dan menjadi peringatan di masa kini, bisa jadi cambuk bahwa saya bersumpah sebagai pemuda Muslim, Alloh dan Rosul-Nya lah yang selalu di hati (Ihiiyy..).

Jadilah pemuda terbaik untuk Islam dan Indonesia. Bila hanya sekedar nasionalisme saja yang kita sanjung, tentu itu sudah biasa. Dan menjadi istimewa ketika bersumpah, Alloh adalah tujuan. Tak ada cita-cita terindah selain masuk Jannah-Nya dan bertemu pemuda-pemuda terbaik-Nya. 

Isyhadu bi anna muslimun.  

Belahan Jiwa Ku Kelak (ihiiyyy.haha)


Sore ini winamp saya full nasyid. Eh, sampe juga di lagu yang satu ini. Gradasi- Ku pinang engkau dengan Al-Qur’an-. Kenal lagu ini saat saya masih unyu-unyu gitu. Kelas XI jaman SMA kala. Hehe. Jadi terinspirasi bikin sebuah tulisan. Ehem-ehem. Cekidot deh !.

ada bunga sunflowernya.hihihi

“ Ku pinang engkau dengan Al-Qur’an. Kokoh dan suci ikatan cinta, ku tambatkan hati penuh marhamah. Arungi bersama samudera dunia. Jika terhempas di lautan duka, tegar dan sabar lah tawakkal pada-Nya. Jika berlayar di suka cita, ingatlah tuk selalu syukur pada-Nya…” (petikan lirik Gradasi- Ku Pinang Engaku dengan Al-Qur’an). 

Untuk mu yang meminang ku kelak, aku tengah menantimu  kini. Dalam diam, do’a dan harap. Mungkin kadang bicara, walau hanya sepintas kata dan ku aamiin-kan sepenuh jiwa.

Tahukah engkau, wahai yang akan menjadi belahan jiwa ku?. Tiap di sepertiga malam, aku mengadu pada-Nya tentang rasa rindu yang sudah membuncah dan sulit untuk ku bendung. Terbata dan lirih ku bisikkan pada-Nya dalam isak kelelahan di perjalanan hidup ku, yang hanya untuk mu.

Ketika Tuhan membawa nama mu dalam takdir hidup ku, jantung ku berdebar kerasnya. Ah, kau pasti tak tau. Karena aku berusaha keras sembunyi, agar kau tak melihat rona merah di pipi atau senyum malu-malu ku.

Makin merona lah kala kau hadir dan mengatakan pada kedua orang tua ku bahwa kau ingin menjemput ku untuk dijadikan bidadari dalam hidup mu. Belahan jiwa mu. Rasanya, aku sedang disayang oleh-Nya. Apa kau tau itu?.Aku juga bisa merasa bahwa kau sangat gugup, namun keberanian mengalahkan debaran jantung dan panas dinginnya tubuh mu, aku tahu itu.

Entah kita pernah bersitatap atau tidak sebelumnya, namun aku yakin, ketika akad selesai diikrar, dan ketidak sengajaan mata kita saling adu pandang setelahnya, seperti ada malaikat yang membawa paket kiriman cinta dan menebarkannya di sekeliling kita.

Sepucuk ragu menyelinap diam-diam di hati. Aku kahwatir apakah kau dapat menerima segala kekurangan dan mau mengajarkan ku kala keliru menjadi sembilu. Aku khawatir membuat mu kecewa , secara tak sengaja tentunya. Takut jika suatu saat sisi manusiawi ku, egois, muncul dan aku tak sadar. Mau kah engkau meredamnya dengan teduhnya wajah, lembutnya suara, dan bijaknya nasehat milik mu?.

Aku takkan berjanji muluk-muluk untuk selalu baik pada mu. Namun aku akan berusaha menjadi yang terbaik untuk mu, karena Tuhan ku.

Anggap lah kita sedang berlayar di laut lepas. Kau nahkoda, imam, dan qiyadah ku. Kala badai dan angin ribut datang, dan duka seperti dirasa tak ingin pergi,  ku harap kau tak melepas kemudi dan tinggalkan ku sendiri. Masih ada Sabar dan Tawakkal, sahabat setia kita. Dan saat kita menemukan indahnya dunia, maka pinta ku, janganlah kau letakkan ia di hati, tapi di tangan mu. Masih ada Syukur yang menanti kita di tiap harinya.

Aku tak minta kau menjadi seorang romantis yang padai berpuitis. Atau menjadi pangeran gagah dengan kuda putihnya. Atau  seorang seniman yang picisan. Jadilah dirimu sendiri dengan segudang cinta, sayang, kelembutan, ketegasan , ilmu  dan sejuta kebaikan yang akan menjadikan ku wanita paling berharga dan bahagia di dunia ini karena memilikimu di samping ku.

Ku tambatkan hati pada mu dengan visi-misi kebaikan yang akan kita bangun dan bina bersama agar Barokah dari-Nya menghantarkan kita ke Jannah-Nya. Agar tak hanya di dunia kita bersama, agar bidadari yang di Surga sana cemburu pada ku tentunya.

Wahai engkau, yang menjadi belahan jiwa ku kelak, yang menjemput ku di bawah naungan Tuhan, bisa kah kau titipkan salam rindu untuk ku Lewat-Nya?. Dan do’a kita berpilin mesra dengan ke-abstrak kan yang tentu akan menjadi indah saat Tuhan menjawabnya. Saat waktu yang sama-sama kita tunggu tiba, Saat engkau meminang ku dengan Al-Qur’an dan ucapan Bismillah. 



  Ahahahah.. saya malu sendiri nulis beginiiii..hahahaa..haduuhhh.. merah pipi saya.. hahaha…OK. Selamat membaca dan meresapi penuh makna . Semoga manfaat-.

26 Oktober 2011

(curhat) Ibu, aku rindu

Di ujung senja aku kembali tersandung batu dan kemudian terjatuh. 


Dan tiba-tiba saja, sesosok yang ku rindu bermain di ruang hati.

surat hanya untuk ibu

Ibu, aku rindu. 

Rasa percaya ku pada cinta, kini seperti pasir di pantai yang terkikis oleh air laut.

Ibu, aku butuh belaian tulusmu. Aku butuh jemari halus mu tuk keringkan air yang terus saja mengalir di pipi. Butuh dekapan hangat mu kala dingin menusuk jiwa ku.

Ibu, aku rindu.

Aku butuh dengar suara lembut dan tenangmu tuk redam tangisan kerasku. Ibu, aku butuh wajahmu yang teduh kala hati ku memanas.

Ibu, aku rindu.

Aku butuh engkau yang paham akan bahasa kekanak kan ku. Karena hanya kau yang paling sabar dalam menerjemahkan kesakitan ku.Aku butuh seliter nasehat penyubur jiwa agar hati ini tak lagi kerontang.

Ibu, aku rindu.

Ibu, mengapa cinta tega menusukkan pada ku pedang yang tajam dan berkarat?. Apa kah ia tak tau bahwa rasanya sakit dan bisa menjadi infeksi yang parah?.

Ibu, aku rindu.

Aku benci sejuta Tanya yang muncul dan berdesakan di jiwa. Rasanya sesak, Bu. Bisakah kau lepaskan aku dari belenggu tanya itu?.
Ibu, senandungkan lah lagu pelipur lara untuk ku. Agar duka segera pergi, lihatlah Bu, ia enggan beranjak dari kalbu ku.

Ibu, aku rindu.

Aku butuh berbait-bait do’a untukku agar dapat selalu tersenyum dan menatap dunia dengan sejuta hikmah dan makna.

Ibu, aku rindu.

25 Oktober 2011

(sajak) catatan tercecer untuk mu

Sebuah rasa  berselimut pasrah kau hadirkan di hadapan ku, lewat tatapan sendu mu. Andai kau tau, betapa teririsnya aku kala itu. Namun aku tetaplah seorang biasa yang mecoba tegar lewat topeng senyuman walau ku tau, kau mampu menangkap sebersit getir di wajah ku. 

Seiring waktu yang terus bergulir dengan tanda adanya sebuah kisah masa lalu, maka beranjak lah aku dari tempat dimana aku terdiam saat itu. Walau perlahan, ku tinggalkan kau yang masih saja duduk tak bergeming di bangku taman setelah serentet pertanyaan dari ku hadir dan mungkin saja mengusikmu.
http://penuliscemen.com
Tentu dengan membawa se kotak hati yang telah ku berikan pada mu sebelumnya. Kau tak mampu menjaganya, dan jangan salahkan jika kau tak lagi memilikinya. Ku beri kesempatan dengan waktu yang tak sebentar. Namun yang ku dapat hanyalah sebuah ke siaan bahkan kau menunjukkan ke tak berdayaan mu dengan laku yang tak ku suka. Pun aku yang pada akhirnya, telah membuat beberapa luka di hidup mu. 

Mimpi  indah  terurai sudah. Baik aku atau kau yang masih saja tertatih pelan memahami takdir Illahi hanya mampu terseok menuju jalan panjang hidup yang terus berlanjut. Kadang sejuta ‘andai’ masih saja menghias detik yang lalai ku kendalikan. Dan kala hal itu hadir, jiwa ku hampir saja penuh sesak oleh kepingan mimpi yang tak kan pernah bisa utuh.

Banyak orang baru yang hadir mengisi hidup kita. Pelan namun pasti, nama mu tak lagi muncul di layar memori ku, kecuali , saat aku menulis hal ini. Dan tadi, sesaat sebelumnya, dibantu oleh temuanku yaitu sepotong episode yang terangkum lewat beberapa benda yang dulu turut hadir  saat rasa masih indah dirasa.
Walau begitu, masih ada do’a yang disana terselip nama mu, untuk kebaikan mu selalu. Semoga Alloh menjaga dan melindungimu.

-          -Saat Luka menjadi batas antara masa lalu dan masa depan, aku mengingat dirimu-

(curhat) Pemimpin

Tulisan ini dibuat ketika amanah sebagai kabid kaderisasi di suatu Lembaga Da’wah Jurusan (Keluarga Mahasiswa Muslim farmasi) Unsoed masih saya jabat. Kali ini tulisannya agak serius. Hehe. Hm, beginilah sedikit uneg-uneg saya ketika itu.
Kepemimpinan adalah amanah. Bukan jabatan yang hanya melahirkan ke-siaan belaka. Karena itu, di akhirat kelak akan akan dimintai pertanggung jawaban oleh-Nya. Baik ia yang diamanahi sebagai seorang Presiden, Gubernur, Menteri, Raja, atau yang tidak memiliki jabatan apapun, maka memimpin diri sendiri juga akan dimintai pertanggung jawaban oleh Alloh.

Rosululloh saw pernah bersabda, dari Ibnu Umar RA disampaikan “ Perhatikan ! Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan dimintai pertanggung jawabannya atas apa yang kamu pimpin . maka seorang penguasa yang memimpin manusia dipertanggungjawabkan atas rakyat yang dipimpinnya.” (HR Muslim).

Jika kita perhatikan para pemimpin yang sekarang?.

Lihatlah mereka si pemilik kekuasaan yang kebanyakan kita temukan tinggal di rumah mewah. Mereka telah diberi amanah oleh rakyat untuk memimpin bangsa ini. Tapi nyatanya, Korupsi, dan kawan-kawannya masih saja sering kita temukan sebagai topik isu utama atau malah kadang dijadikan 'main-main' sebagai pengalihan isu media.

Maka jangan salahkan jika rakyat banyak yang sakit hati bahkan sampai tega memberi raport merah. Karena tak sedikit yang merasa bingung dan kecewa. Saya bertanya pada diri sendiri, apa ya yang ada dalam pikiran mereka? Apakah mereka tidak merasa takut kepada yang menciptakan mereka?Atau, ketika Sholat mereka tidak malu berhadapan dengan Sang Kholiq?Atau jangan-jangan Alloh sudah menutup pintu hati mereka?Na’udzubillah…

Rosululloh bersabda “ Barang siapa ditakdirkan Alloh untuk menjadi pemimpin rakyat dan dia mati, dan saat itu ia menipu rakyatnya, Alloh pun mengaharamkan atasnya syurga “ (HR Muslim ). Ya. Alloh pun turut membenci para pemimpin yang memang dibenci rakyatnya karena tak dapat mengemaban amanhnya dengan baik.

Dalam sebuah referensi, saya tertarik dengan kalimat, pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang mampu membina diri dan membina masyarkatnya dalam mengamalkan nilai-nilai Ilahiah. Andai Indonesia tercinta kita ini dipimpin oleh orang yang menerapkan Tarbiyah Islamiyah dalam sistem pemerintahannya, saya yakin, Indonesia ini akan menjadi bangsa yang maju, sejahtera dan sentosa. Ya.. Andai para pemimpin itu tau, begitu indahnya Islam dalam balutan Tarbiyah dan ukhuwah Islamiyah.

Ah, saya semakin merindukan sosok Nabi Muhammad saw dan khulafaur rasyidin ketika masa-nya. Begitu mengagumkan mereka semua. Pernah suatu ketika, saat saya tengah asyik membaca kisah para sahabat, muncul dialog iseng denga  diri saya sendiri : apa para pemimpin bangsa ini tak pernah membaca kisah-kisah ini?. Gak mungkin, pasti pernah walau hanya sepintas. Lalu? Ah ya, mungkin saja terlupa atau tak mau tahu.

Diriwayatkan Abi Hurairah bahwa Rosululloh SAW pernah bersabda “ Jika seseorang pemimpin menyuruh bertakwa pada Alloh adalah pahala baginya dan jika ia menyuruh yang lainnya, maka balasannya demikian pula.” (HR Muslim).

Namun tidaklah bijak jika kita terus saja mengeluh tentang keadaan. Sudah saatnya bangkit dan mari, bekerja untuk Indonesia.

edisi cengeng

Baiklah, siang ini saya sedang merasa lara. Dan saya tak tahan dengan sakitnya, maka saya MENANGIS. Pekerjaan sia-sia yang melegakan. Terpekur di sudut kamar sambil menekuk kaki dengan wajah yang saya tenggelamkan di kedua lutut dan tangan yang terlipat.

Saya lelah.

kira-kira seperti ini gambarnya

Jeda.


Tiba-tiba air mengalir lagi di kedua pipi saya. Ingin teriak, mengadukan segala kekesalan dan meluapkan emosi namun tak daya. Mungkin jika ada alat transalasi air mata menjadi kata-kata, maka akan banyak kalimat yang terurai lewat air mata saya.


Pesan singkat dari seseorang masuk, dan bilang bahwa saya bodoh jika hanya menangis hanya karena hal itu. Biar saja. Toh, saya memang sedang merasa lelah. Ditambah cercaan pertanyaan yang bukannya membuat saya merasa diperhatikan namun lebih membuat saya merasa BODOH, terngiang jelas di kepala saya !.


Susah payah saya mengusirnya. Ah, tak berhasil!. Menyebalkan. Sebab itu lah saya MENANGIS. Ya, karena saya lelah mengusir segala macam pertanyaan yang hari ini seperti  sebuah terror yang menghantui saya.


Sudah cukup. Saya tak ingin menuangkan amarah dan duka saya dalam blog ini. dan tulisan ini berhenti sampai disini.

24 Oktober 2011

A Happy Virus-Kim Jong Gook

Waaaa!! Akhirnya!. Ketemu juga translation lirik lagu korea yang saya suka. Hihi..

Saat saya liburan di rumah beberapa bulan lalu, adik sepupu saya mengirimikan lagu ini ke hape saya. 

“Mbak, sini hp nya. Ku kirimin lagu asyik..”kata adikku.

“ehh..beneran nihh..??” kata ku ragu.Dia itu anak break dance. Males aja kalo dikirim lagu yang biasa dipake dia buat nge-break. 

“iyaaa”.

Beberapa menit berlalu. “Nih! Dengerin aja. Mba pasti suka”. Katanya sambil pergi meninggalkan kamar ku. 

Bener juga tuh anak!. Hehe. 

Gumawo ^^

Saya pribadi sih, gak terlalu banget suka sama hal-hal yang berbau Korea. Entah film, lagu, boyband-nya, atau apa lah. Biasa aja. Tapi jika anda memakai leptop saya, jangan kaget dan heran jika menemukan banyak ‘korea’. Haha. Iya, temen kosan dan beberapa teman dekat di kampus saya kan pada penggiat korea. Jadilah saya kejatuhan enak. Hehe. Kalau mereka dapet ‘koleksi’ baru, saya juga dapet. Tapi Cuma yang menurut saya, layak ditonton dan dengar saja yang saya simpan. Lumayan lah, penuh-penuhin memori (hloh?).

Saat saya boring, penat dan gak mood, lagu ini yang saya dengarkan. Hmm, lumayan asyik dan liriknya pun menarik. Intro pembukanya itu loh >__<, sukaa deh. Bikin semangat!.

Survey membuktikan, ketika saya menjadikan lagu ini sebagai nada panggilan jika ada telpon masuk di hape saya, maka rata-rata orang yang mendengarnya langsung bertanya, “lagu siapa sih, ki?enak..”.hihi. 

OK.  Ini dia, cekidot deh.

Kim Jong Kook – Happy Virus

eotteoke naega neol chatge dwaenneunji
naega cham chakhage sarawanneunji
nuguna hanbeoneun haenguni onabwa
neon naege seonmuringeol
seuchideut jinado neoman boigo
meorie gaseume neoman gadeukhae
geu useum hanbeone haneureul naneun mam
ireonge sarangingeol gobaekhalkke

* saranghae neoreul saranghae gieokhae neoman gieokhae
ojik neohanaman bogo neo hanaman aneun na cham babojiman
haengbokhae naneun haengbokhae gomawo naege wajwoseo
naega saraganeun dongan sumeul swineun dongan
neoreul jikyeojulkke yaksokhae.

Ni pas bagian nge-rapnya :

naui siseoneun hangsang i manheun saramjunge
ojik hanmyeong geudaemaneul jumhae
you you are so beautiful
naegeneun geudaega neomuna sojunghae
oneuldo geudaereul wihan yeppeun chueogeul mandeulkke
isesang geu eotteohan gippeumdo
eonjena uri haengbokbodan jaga.

geu eotteon sarangdo byeonhaegandago
mannamdo ibyeoldo ijen sirtago
dajimhan maeumdo nunnokdeut sarajyeo
ireonge sarangingeol gobaekhalge.

Repeat *

modeun saramdeuri chakhage boigo onsesangi da areumdawo
neoreul manjyeosseo neoreul anasseo
haengbokhan byeongi deungeot gata.

saranghae neoman saranghae, saranghae neoman saranghae
gieokhae neoman gieokhae
neomu manhi utneun dago dareun saram gatdago
nal nollijiman
haengbokhae naneun haengbokhae
gomawo naege wajwoseo
naega saraganeun geotgwa sumeul swineun geotdo
neoreul saenggakhamyeo gamsahae.

Trans :

I wonder how I found you
Maybe I lived a kind life
Maybe luck comes once in a while
You’re my present
Even swiftly passing by, I only see you
In my head and heart, it’s full of you
That smile, just once
I feel as though I’m in the clouds. This is love
I confess


*Love you, I love you
Remember you, I only remember you
I just see and wish for you. I’m a real fool right?
Happy, I’m happy
Thank you for coming to me
While I’m alive, until I stop breathing
I will protect you, I promise

My sight, among these many people
It’s just for you, your important
you you are so beautiful~
You are so precious to me
Even today, I will make a pretty memory for you
In this world, any happiness
It’s small compared  to ours’

They say all love changes
That they hate even meeting or departing
All those feelings melt like the snow
This is love~
I confess~

Love you, I love you
Remember you, I only remember you
Just looking at you, and knowing only you
It’s foolish
Happy, I’m happy
Thank you for coming to me
I will protect you, I promise
I will protect you, I promise.

Well, cukup romantis juga lagunya. Hm, dan ini bukan lagu mellow yang bisa bikin saya terkantuk-kantuk. Hehe..

23 Oktober 2011

Tentang Rasa yang Menghampirimu

Tulisan ini ku persembahkan untuk orang-orang yang tengah dimabuk kasmaran. Haha..
mutiamrnd.blogspot.com

Pernah kau memberi tahuku malu-malu, bahwa kau sedang dekat dengan dia yang katamu, telah memberi warna di harimu, kisahmu. Aku turut bahagia saat kau bahagia. Namun aku khawatir. Takut suatu ketika kau tersakiti karena rasa yang hari ini kau deklarasikan dengan nama cinta. 

Sayang, ingatlah..ketika prosesi akad itu belum ada, maka janganlah total kau memakai fitrahmu yang 90% -nya adalah rasa, dan 10%-nya logika. Kau tidak tau ke depannya kelak terjadi hal apa dan bagaimana. Karena rasa dan hati bukan lah milikmu semata. Itu hanyalah titipan dari Sang Kuasa. 

Sebuah janji ‘setia’ dan tak saling menyakiti pernah bermain di relung hati. Tapi bisa kah kau memasukkannya tak terlalu mendalam di memoriamu?.Karena suatu hari, hal itu bisa menjadi pedang tajam dan berkarat yang menusuk hati mu. PERIH. Dan akan banyak darah dan airmata yang mendera hidupmu. Bisa saja, kau tak tahan karenanya. 

Aku percaya bahwa kau sudah dewasa sekarang. Paham mana yang terbaik dan yang tidak untukmu. Hidup mu. Dan aku masih menyaksikan bahagiamu dengan senyum dikulum. Sambil berdo’a dalam harap, agar kau bisa selalu memberi senyum manis untuk dunia.

Perkara memaafkan adalah bukan perkara mudah  yang indah bagi sebagian orang. Dan keasalahan diibaratkan sebuah paku yang menancap kuat di papan dan saat kita ingin melepasakan paku-paku tersebut dengan Tang “maaf”, maka kau bisa melakukuan dengan mudahnya. Tapi lihatlah bekasnya. Berlubang disana disini. Tak utuh lagi seperti sedia kala. Tentu, bisa hilang. Suatu saat. Aku percaya itu. Namun setidaknya, masih ada sepotong kenangan yang tersimpan rapi di kotak memori. Bukan begitu?.

Begitu juga tentang cinta dan temannya setia. Yang selalu dan mau tak mau berdampingan kala komitemen mulai terbangun dengan dasar sebuah ‘janji’. Semua kembali padamu, sayang. Aku tak bisa terus hadir di hidupmu. hanya mungkin mengusap airmata yang pasti akan terjatuh , entah kapan. 

Aku berharap kau tak lupa, bahwa takdir Tuhan itu pasti dan indah adanya. Mintalah semua pada-Nya agar rasamu tak salah dan kalah oleh mimpi buruk dan ujian yang pasti datang melanda. 

Ini semua tentang rasa yang kau sebut “sayang” dan “cinta”. Dan mintalah pada-Nya yang terindah dan baik untukmu dan untuknya. 



-Perbincangan pagi yang hangat. Banyak hal yang harus disiapkan dan dikuatkan. Bukan begitu? :) -

tulisan untuk menulis :D

Kata seseorang yang ku kenal, kalau mau nulis, ya nulis aja! .Yang sedang dipikiran atau yang diinginkan. 

Lalu bagaimana jika tak  ada yang sedang dipikirin dan diinginkan?.

Lho??.

Itu, buktinya lagi mikir mau nulis apa dan punya keinginan untuk MENULIS.

heningkara.blogspot.com

Yang ku inginkan adalah dapat terus menulis, mengajak pena ini terus menari di atas lapangan putih yang luas benama kertas. Biarkan aku menulis sampai pulpen dan tangan ini lelah. Aku tak peduli seberapa jauh pena kan berlari mengelilingi lapangan ini. Yang penting aku tak berhenti menulis. untuk menutupi kegalauan hatiku. Untuk meyakinkan diri, bahwa gelisah telah sirna.

Berfikir apa?.

MENULIS. Hanya itu yang ada di otakku. Yang penting tak terpaku pada satu titik. Tak termangu pada satu waktu. Aku ingin fikiranku menembus horizon langit, menembus ruang dan waktu, agar aku dapat mengarungi dimensiku sendiri. Agar tak ada yang mampu menggangu imajinasi hati.

Terus dan terus ku coba tembus cakrawala. Aku ingin terbang, aku ingin “keinginan dan pikir-ku”  melayang. Aku tidak ingin dibatasi untuk saat ini.Tolong, menyingkirlah!. Jangan hadang aku yang tengah berlari kencang. 

Jangan coba halangi otakku. Karena ia tak kan berhenti untuk berfikir.

Coba lihat lah! Gundah dan Gulana belum pergi.Mereka masih berdiam diri. Tak ada tanda dari mereka untuk melangkah pergi. Haruskah ku bersamai mereka?.

Tidak!maka aku  tak akan berhenti berfikir. Aku tak butuh kisi hati. Aku hanya ingin pasti dan jelas.Aku hanya ingin tau, mengapa si Gundah dan Gulana mendatangi ku?.

Hati, kenapa tak ada jawaban?jangan bungkam….!.

Mungkin dia tau, hanya saja, logika ku yang tak ingin pahami. Kalau begitu, jangan tinggalkan aku, pena.Karena aku butuh kau disisiku  untuk menyelesaikan semua resah yang tak henti menyapa.

aku, kamu dan hujan

Pukul dua siang, dan kota mendoan-purwokerto-kini tengah hujan deras. Ba’da sholat dzuhur, aku termangu di sudut jendela kamar. Selalu ada cerita saat hujan turun. 

loliluscious.blog.com

“aku..selalu bahagia saat hujan turun. Karena aku dapat mengenangmu untukku sendiri. aku bisa tersenyum sepanjang hari. Karena hujan pernah menahanmu disini, untukku…”(petikan lirik Utopia- Hujan). 

Tiba-tiba jemari ku gatal untuk  memencet tuts keyboard. 

Ah, rasanya ingin sekali bersajak ria mengikuti keinginan hati yang dilanda sebuah rasa membuncah. Ketika sepi mejadi teman setia. Ku bisikkan manis kata rindu diantara rinai hujan. Berharap air yang ku bisikkan itu, jatuh ke bumi dan kemudian mengalir ke tempat rindu ku berrmuara. 

Diam-diam memoria ku tentang sebuah rasa mengalir begitu saja tanpa ku minta, tanpa ku sapa. Seperti Hujan yang tak lain adalah air yang terus saja mengalir sesuai kehendak Tuhan. 

Sebuah ruang tercipta begitu saja di hati kala hujuan turun. Aku kelelahan mencari jalan keluar agar tak terjebak dalam romansa yang membuat sesak jiwa. Satu, dua, tiga potong episode hidupku terputar kembali seperti film dokumnter saja. Tentu hanya sebatas dalam ingatan. 

Ingin enyahkan dan berlari secepat mungkin agar tak terperangkap dalam sedu yang tercipta karena rinai hujan. Namun lagi-lagi, suara air yang jatuh diatap dan jalanan membuat sebuah melodi indah walau tak beraturan namun seolah berirama, yang akhirnya membuat ku terpaku kuat untuk tetap mengingatmu.ya, aku, kamu dan hujan. 

Ah..mengapa hujan mampu membuat sebuah labirin rasa dan menjebakku disana?.

“Sedang apakah gerangan ia disana, hujan? Sama sepertiku kah?memandangimu dan merasakan hal yang serupa dengan ku?. atau ia tengah bermain riang dalam derasmu seperti bocah yang kerap kali berlarian kencang saat mendapatimu turun?. Ku rasa tidak. karena dia tak suka saat aku melakukannya dulu. Aku bisa sakit katanya”.


 (sahabat, keluarga, kuliah, praktikum, dan cinta). 
Purwokerto, 23102011, saat hujan turun. 

21 Oktober 2011

(sajak) refleksi lelah

ijinkan sepi merayap
mengendap dalam harap
ditemani cahaya gemerlap

mengingat tapak tlah dijejaki
mengisi ruang kosong dalam hati
memunculkan tanya dalam diri,
'apa yang ku dapati?'

sorak berkata, "tak ada gunanya!"
benarkah?
badai berbisik, "pergi saja!"
bila kah?

memutar sisi ingatan
kilas balik perjuangan
bersama sahabat dan lawan
lalu mana yang kau sebut pengorbanan?

lelah kah?
senyum dan tawa?
kecewa berujung airmata?
atau luka yang memerah?

pun ketika pena menari
ditemani matahari kian meninggi
menggoreskan kisah diri
karena hanya mampu berevaluasi

menuliskan catatan akhir perjalanan,
"apa yang telah ku lakukan?"



dibuat di Rumah Cahaya FLP Purwokerto

Dewasa itu Bukan Usia

http://fatwatiarifah.blogspot.com
Kedewasaan bagi saya adalah sebuah pilihan dan kebutuhan.Hm, saya pernah mendiskusikan hal ini dengan seseorang yang jarak usianya berada lima tahun di atas saya. Akhirnya saya dapat menyimpulkan sendiri, setidaknya untuk saya pribadi. 

Ketika saya dihadapkan pada suatu perkara, dewasa menjadi sebuah pilihan dan memang suatu kebutuhan untuk dapat menyelesaikan semua masalah yang menimpa.

Saya bersyukur dipertemukan dengan Tarbiyah. Karena darisana lah saya mulai menyelami arti dewasa. Berbagai masalah yang ada, baik dari dalam diri sendiri mau pun yang berhubungan dengan ummat terlihat dari sisi penyelesaian atau solusi yang islami. Semua wajihah yang memang berjalan untuk da’wah turut hadir dalam pemikiran saya. Bertemu dengan sahabat-sahabat juang telah banyak membuka wawasan saya. Mereka mengajarkan dan secara tak langsung telah membentuk karakter pribadi yang dewasa di diri saya.

Dewasa tidak hanya dilihat dari seberapa tua usia yang kita jalani. Saya memiliki seorang adik, meski bukan adik kandung, tapi sudah saya anggap seperti adik sendiri. Kami berjarak usia  tujuh tahun !.Pernah beberapa kali saya mencurahkan isi hati padanya. Subhanalloh! Saya menemukan sisi kedewasaan  yang  ia punya!. Kepolosan  dan kehanifannya membuat ia terlihat lebih’anggun’ dari saya. 

Kedewasaan juga dapat terbentuk dari pendidikan dan lingkungan sekitar. Tentulah  keluarga yang pertama kali membentuk semua itu. Apakah akan dimanja atau di mandirikan.?.

Sebagai anak tunggal, saya tidak terlalu suka jika ada yang bilang “semua anak tunggal pasti manja”.Hm,  Itu kan, “sok tau-nya” mereka. Memang umumnya begitu, tapi tidak dengan saya!. Kedua orang tua saya tetap mengajari “bagaimana bekerja”, “bagaimana menyelesaikan pekerjaan Rumah Tangga”  “tidak boros dalam  memakai uang yang dipunya”, “bagaimana berbagi dengan yang lain”, “menyelesaikan masalah sendiri” dan masih banyak hal yang orang tua saya ajarkan  untuk hidup saya. Sampai secara tidak sadar pribadi saya telah terbentuk dari semua itu.

Bukan berarti saya telah dewasa secara sempurna. Saya masih suka menangis kala lelah menghampiri. Masih suka ‘diam’ kala luka  menggores hati. Masih perlu banyak belajar lagi dalam memaknai banyak hal di hari yang berganti. Sisi  saya sebagai seorang anak kecil  kerap kali muncul sampai ada beberapa orang yang terkadang memanggil saya dengan sebutan “bocah”. Memang itu lah manusia! No body’s perfect.

dua tahun lalu pernah curhat gini.hihi

Islam itu Syumul. Mencakup segala hal. Mengatur hidup. Apa pun itu !. manusia, hewan, tumbuhan, tata surya dan lainnya. 

Dan Da'wah pun harus syumul. Tidak setengah-setengah. Hanya ruang lingkupnya saja yang berbeda. Tanyakan, saat kita berada pada zona da'wi, pernahkah diri seperti memandang sebelah mata kepada siyasi. Atau sebaliknya. Itu tak terlalu tepat, kawan.


hehe.ga tau tangannya siapa ^^

Saya sedang tidak mewacanakan da'wah menjadi parsial. TIDAK. saya hanya bingung. Kok masih ada ya, orang yang memaknai da'wah seperti itu. Ketika ia berada pada ‘daerah’ da'wi. Maka ia tidak mau tau sama sekali tentang siyasi. Lalu kemana materi syumuliyatul Islam yang sudah ia dapat?

Benar jika kita mengatakan menempatkan seseorang sesuai dengan kompetennya. Tapi bukan berarti, selamanya kita merasa nyaman dan 'menetap' di zona itu. Mau tak mau, kita harus belajar dan terjun ke ‘tempat’ yang lain.Ibarat  waktu dan keadaan di dunia ini yang selalu berganti. Fitrah manusia:  belajar dan memahami.

Janganlah kita menarik garis. Membentuk kotak tak bercelah antara ruangan satu dengan yang lain. Cukuplah sekat yang berpintu ukhuwah kita buat. Bumi itu BUKAN kotak ikhwah. ia bulat. Lingkaran. Ukhuwah. Seperti itu lah kita. Tergabung dalam satu lingkaran. Melakukan  satu kerja bernama da'wah. Tapi tidak melupakan, tiap orang memiliki tugas dan perannya sendiri.

Wallohu'alam

Langit Hati

Pernah melihat senja tenggelam?.

http://fifiemawi.blogspot.com
Coba tengadahkan kepalamu ke atas ketika sore menjelma. Indah ya! Subhanalloh. Hal itu juga yang ku lihat sore itu di Kampus kala rutinitas telah selesai berlomba mewarnai hari. 


Aku tengah mengibaratkan langit itu seperti hati. Hati itu fitrahnya cerah. Secerah langit di pagi hari, seterang langit di siang hari, se indah langit pada senja hari dan se anggun kala malam menjadi. 

Malam itu hadir sebagai tanda untuk diri, telah tiba saatnya rehat  dan sarana kita untuk mendekat pada Sang Kholiq. Langitnya Gelap!.

Namun tetap mempesona.Ada bintang dan bulan yang bersinar. Mereka  menjadi cahaya dalam kelamnya malam. Dan menjadi penambah berat pahala, ketika kita berucap “Subhanalloh..Maha Suci Engkau Ya Rabb atas ciptaan-Mu”.

Namun, ketika hati ternoda, bagaikan ada awan gelap yang menutup semua keindahannya. Pun dengan langit yang membuat tak elok lagi jika dipandang saat mendung menyelimutinya. Apa yang terjadi?.

Hati itu TIDAK TIDUR. Ia tidak membutuhkan istirahat untuk merasakan cinta dan kasih sayang, Karena jika ya, maka tak kan ada lagi orang yang berkata “I LoVe U” atau “Aku merindukanmu”. 

Saat Hatimu tak lagi se elok langit yang membuat nyaman ketika dipandang,  tengoklah kembali, barangkali ada iri, dengki, benci, riya’, atau apapun yang datang untuk mejelajahi.Lalu bagaimana cara mengusir semua rasa “jelek” itu?.

Ingatlah siapa yang menciptakanmu!.

Ingatlah siapa yang dengan baiknya memberimu perasaan cinta!.

Mungkinkah lafadz itu terlupa?.

Alloh

Dia menciptakan manusia dengan cinta dan kasih-Nya. Karena itu, tak mungkin hati kita tertutup awan yang gelap jika kita selalu mengingat-Nya.

"Ya Rabb, langit hati ini milik-Mu dan akan kembali pada-Mu".