Dimanakah hatimu?
"Kutitipkan padanya. Eaaaa"
Aih, ini bukan tentang kegombalan yang marak dibincangkan..
Sesuatu yang amat sangat tersembunyi, hanya Dia dan insan
itu sendiri yang tau, hati. Ia dekat dengan jasad dan akal. Mengapa?Karena
jelas mempengaruhi keduanya. Bila hatimu kian bersih, maka apa yang kau
fikirkan, kerjakan dan yang nampak dari raut wajahmu, insyaAlloh
menyenangkan. Seperti halnya saat kita melihat bayi. Ia terlihat sangat tenang,
lucu, dan tanpa sadar membuat hati kita nyaman. Sebab hatinya tak banyak
prasangka, dendam, iri, dengki dan lainnya.
Masih punyakah kita hati?Mudah saja untuk memastikan.
Suatu ketika, ada
seorang gadis yang sangat lelah dengan penatnya kota Jakarta. Sambil mengendarai
motornya, ia selalu saja mengeluh ini itu. Macetlah, polusi, lelah. Ah, hidup..Melintas
di depan sebuah masjid tiba-tiba airmata sang gadis mengalir karena mendengar
suara Murottal. Lalu tiap hari, ia sengaja melambatkan kecepatan motornya saat
sedang melintasi masjid tersebut. Ya, hanya untuk mendengarkan firman-Nya yang dilantunkan dengan sangat merdu.
Lalu jawaban hadir selang beberapa hari saat ia mengikuti kajian
pekanan. Sang Guru berkata :
Suatu ketika datanglah seseorang kepada sahabat Rosululloh yang bernama Ibnu
Mas’ud ra. untuk meminta nasehat. Orang ini berkata:
“Wahai Ibnu Mas’ud, berilah nasehat yang dapat kujadikan obat bagi jiwaku yg
sedang gelisah. Dalam beberapa hari ini, aku merasa tidak tenteram, jiwaku
gelisah dan fikiranku kusut; makan tak enak, tidur tak nyenyak.”
Maka Ibnu Mas’ud berkata:
“Kalau penyakit itu menimpamu, maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat.
Yaitu ke tempat orang yg membaca Al Qur’an, engkau membaca Al
Qur’an atau engkau dengar baik-baik orang yg membacanya; atau engkau
pergi ke majelis(pertemuan) yg mengingatkan hati kepada Alloh;
atau engkau cari waktu dan tempat yang sunyi, di sana engkau berkhalwat
menyembah Alloh, umpama di waktu tengah malam buta, di saat orang
sedang tidur nyenyak, engkau bangun mengerjakan shalat malam, meminta dan
memohon kepada Allah ketenangan jiwa, ketentraman fikiran dan kemurnian hati.
Seandainya jiwamu belum juga terobati dengan cara ini, engkau minta
kepada Alloh, agar diberi-Nya hati yg lain, sebab hati yang kau pakai itu,
bukan lagi hatimu.”
Si
gadis kemudian meperbanyak istighfar, agar Alloh senantiasa menjaga
hatinya. Supaya tak hilang kemana. Sebab hati akan mudah mati bila tak
dirawat
dengan semestinya. Beribu syukur ia haturkan, sebab airmatanya masih
mengalir
saat mendengar Al-Qur’an. Sadar akan tilawahnya yang tenggelam akibat
lautan kesibukan duniawi. Alloh masih menyanginya, masih mengasihi
hatinya.
Lalu, dimana hatimu kini, Kawan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan komentar dengan bahasa santun :)