01 April 2013

Long Distance Relationship

Eitttss, ini bukan untuk mereka yang LDR dengan status gak jelas. Maksudnya pacaran, HTS, TTM. Iya dong!. LDR setelah nikah pastinya. Rasanya berat sekali. Sueer!.

Kangen, gak ada yang antar-jemput kalau mau pergi, kalau mau sesuatu harus beli sendiri..kalau ada suami kan, bisa minta dibeliin. Manja gitu!.



Tapi aku kembali merenungi. 

Kini, aku tinggal di rumah orang tuaku. Hmm, setelah lulus dan menjadi seorang Apoteker, aku akan ikut suami tinggal di Kota yang ada Sungai Kapuasnya. Artinya akan sulit sekali untuk sering menengok mama dan papaku. Kata suamiku, “Neng, ambil hikmahnya. Sekarang Neng harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk berbakti pada Mama Papa. Mumpung masih dekat dan satu atap dengan mereka”.

Bener banget. Walau memang rindu kadang menyapa dan melambai-lambai di hati..Tapi ketika ingat akan jasa orang tua, semua itu mudah ditepis. 

Toh, sekarang sudah canggih. Zaman gadget dan sosmed. Ada WA, Line, FB, Twitter, Y!m, Skype. Lagian, suamiku juga pulang sebulan sekali. InsyaAlloh rindu yang menusuk terobati. 

Yakinlah, kalau Alloh menakdirkan jalan seperti ini adalah karena kita mampu melewatinya dan karena  yang terbaik. Alloh sedang memberi kesempatan padaku untuk lebih lama bersama orang tua. Alloh juga tengah melatih kedewasaanku sebelum merantau di pulau orang. 

Kadang memang iri sih, kalau melihat teman kuliah yang juga sudah nikah. Dijemput oleh suaminya setelah lelah PKP. Ah, lagi-lagi Lillah.. Jadi Istri Sholihah gak boleh cengeng!. Liat tuh, Asma’ Binti Abu bakar, dan para shabiyah lainnya. Mereka mungkin lebih sering ditinggal para suaminya berperang. Bahkan banyak yang Syahid ketika sedang membela agama-Nya.



Ah, Alloh..Aku menitipkan suamiku. Lindungi dan jaga ia dari kecelakaan, marabahaya yang dapat membuatku kehilangan  dirinya, godaan duniawi serta fitnah yang menghalanginya dari rahmat-Mu.

Aamiin.

1 komentar:

Silakan komentar dengan bahasa santun :)