25 Oktober 2011

(sajak) catatan tercecer untuk mu

Sebuah rasa  berselimut pasrah kau hadirkan di hadapan ku, lewat tatapan sendu mu. Andai kau tau, betapa teririsnya aku kala itu. Namun aku tetaplah seorang biasa yang mecoba tegar lewat topeng senyuman walau ku tau, kau mampu menangkap sebersit getir di wajah ku. 

Seiring waktu yang terus bergulir dengan tanda adanya sebuah kisah masa lalu, maka beranjak lah aku dari tempat dimana aku terdiam saat itu. Walau perlahan, ku tinggalkan kau yang masih saja duduk tak bergeming di bangku taman setelah serentet pertanyaan dari ku hadir dan mungkin saja mengusikmu.
http://penuliscemen.com
Tentu dengan membawa se kotak hati yang telah ku berikan pada mu sebelumnya. Kau tak mampu menjaganya, dan jangan salahkan jika kau tak lagi memilikinya. Ku beri kesempatan dengan waktu yang tak sebentar. Namun yang ku dapat hanyalah sebuah ke siaan bahkan kau menunjukkan ke tak berdayaan mu dengan laku yang tak ku suka. Pun aku yang pada akhirnya, telah membuat beberapa luka di hidup mu. 

Mimpi  indah  terurai sudah. Baik aku atau kau yang masih saja tertatih pelan memahami takdir Illahi hanya mampu terseok menuju jalan panjang hidup yang terus berlanjut. Kadang sejuta ‘andai’ masih saja menghias detik yang lalai ku kendalikan. Dan kala hal itu hadir, jiwa ku hampir saja penuh sesak oleh kepingan mimpi yang tak kan pernah bisa utuh.

Banyak orang baru yang hadir mengisi hidup kita. Pelan namun pasti, nama mu tak lagi muncul di layar memori ku, kecuali , saat aku menulis hal ini. Dan tadi, sesaat sebelumnya, dibantu oleh temuanku yaitu sepotong episode yang terangkum lewat beberapa benda yang dulu turut hadir  saat rasa masih indah dirasa.
Walau begitu, masih ada do’a yang disana terselip nama mu, untuk kebaikan mu selalu. Semoga Alloh menjaga dan melindungimu.

-          -Saat Luka menjadi batas antara masa lalu dan masa depan, aku mengingat dirimu-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan komentar dengan bahasa santun :)