21 Oktober 2011

Dewasa itu Bukan Usia

http://fatwatiarifah.blogspot.com
Kedewasaan bagi saya adalah sebuah pilihan dan kebutuhan.Hm, saya pernah mendiskusikan hal ini dengan seseorang yang jarak usianya berada lima tahun di atas saya. Akhirnya saya dapat menyimpulkan sendiri, setidaknya untuk saya pribadi. 

Ketika saya dihadapkan pada suatu perkara, dewasa menjadi sebuah pilihan dan memang suatu kebutuhan untuk dapat menyelesaikan semua masalah yang menimpa.

Saya bersyukur dipertemukan dengan Tarbiyah. Karena darisana lah saya mulai menyelami arti dewasa. Berbagai masalah yang ada, baik dari dalam diri sendiri mau pun yang berhubungan dengan ummat terlihat dari sisi penyelesaian atau solusi yang islami. Semua wajihah yang memang berjalan untuk da’wah turut hadir dalam pemikiran saya. Bertemu dengan sahabat-sahabat juang telah banyak membuka wawasan saya. Mereka mengajarkan dan secara tak langsung telah membentuk karakter pribadi yang dewasa di diri saya.

Dewasa tidak hanya dilihat dari seberapa tua usia yang kita jalani. Saya memiliki seorang adik, meski bukan adik kandung, tapi sudah saya anggap seperti adik sendiri. Kami berjarak usia  tujuh tahun !.Pernah beberapa kali saya mencurahkan isi hati padanya. Subhanalloh! Saya menemukan sisi kedewasaan  yang  ia punya!. Kepolosan  dan kehanifannya membuat ia terlihat lebih’anggun’ dari saya. 

Kedewasaan juga dapat terbentuk dari pendidikan dan lingkungan sekitar. Tentulah  keluarga yang pertama kali membentuk semua itu. Apakah akan dimanja atau di mandirikan.?.

Sebagai anak tunggal, saya tidak terlalu suka jika ada yang bilang “semua anak tunggal pasti manja”.Hm,  Itu kan, “sok tau-nya” mereka. Memang umumnya begitu, tapi tidak dengan saya!. Kedua orang tua saya tetap mengajari “bagaimana bekerja”, “bagaimana menyelesaikan pekerjaan Rumah Tangga”  “tidak boros dalam  memakai uang yang dipunya”, “bagaimana berbagi dengan yang lain”, “menyelesaikan masalah sendiri” dan masih banyak hal yang orang tua saya ajarkan  untuk hidup saya. Sampai secara tidak sadar pribadi saya telah terbentuk dari semua itu.

Bukan berarti saya telah dewasa secara sempurna. Saya masih suka menangis kala lelah menghampiri. Masih suka ‘diam’ kala luka  menggores hati. Masih perlu banyak belajar lagi dalam memaknai banyak hal di hari yang berganti. Sisi  saya sebagai seorang anak kecil  kerap kali muncul sampai ada beberapa orang yang terkadang memanggil saya dengan sebutan “bocah”. Memang itu lah manusia! No body’s perfect.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan komentar dengan bahasa santun :)