07 Maret 2017

Saya Kangen Gak?



Judulnya emang apa banget. Tapi maksudnya sih, lagi tanya sama diri sendiri. Kalau dihitung-hitung, kurang lebih hampir empat tahun gak berhubungan dengan profesi Apoteker. Setelah disumpah, ikut suami yang lagi kuliah ke Jogja setahun. Mau kerja di sana juga nanggung banget. Alhamdulillah, hamil kedua di Jogja (Mursyid), makin gak menguatkan azzam kerja hehe. Pasca melahirkan, ditawarin kerja lagi sama suami. Beliau sih gak melarang. Cuma disuruh menimbang dan menakar #lha… saya yang sungguh gak rela harus ninggalin bayi unyu macem Muhammad Tsaqif Al-Mursyid. Meski bisa ASI-perah, tapi entahlah. Rasa gak tega itu, bikin saya meleleh-leleh jika harus kembali ke Apotek.
Perasaan sedih atau kangen itu kadang muncul kalau lihat jas apoteker di lemari atau ijazah S.Farm plus Apt-nya. Nyess aja gitu pas baca Rizki Khotimah, S.Farm., Apt. 
foto dari akun IG sendiri hehehe


 
Banyak keluarga terdekat maupun jauh yang kerap tanya kenapa gak kerja atau, “Apa gak sayang gelarnya? Kuliah lama, susah lagi.”
Aih, kadang kayak diiris sembilu sebenernya kalau denger pertanyaan macam gitu. Tapi balik lagi, lihat wajah Mursyid, rengekan dia… hah. Macem mana mau ditinggal kerja? Kadang ditinggal beli ikan agak lama aja, itu anak nyariin mana umminya haha. Saya gak bisa sesetrong emak-emak superkece yang kerja plus jadi IRT. Duh, saya gak bisa sehebat mereka. Yaaa… kadang kangen sih masukin obat ke dalam plastik klip obat, dengerin keluhan pasien. Tapi… ya sudahlah. Ini udah pilihan. Btw, meski saya gak pake jas apoteker lagi, saya masih sering kepo… ah, tepatnya sok-sokan baca artikel kesehatan atau jurnal yang bahasa inggris wkwk. Apalagi kalau menyangkut soal kesehatan anak, hehe. Membaca begituan merupakan satu ikhtiar saya supaya gak lupa kalau saya pernah disumpah jadi Apoteker hehe.
Iri gak lihat temen-temen apotekermu yang kerja plus jadi IRT juga? Sejujurnya enggak hehe. Karena ya tadi, saya tahu kapasitas saya sampai mana. Dulu punya cita-cita S2 pasca menikah, sekarang rasanya menguap. Bukan menyerah buat menimba ilmu. Tapi berganti prioritas ilmu yang ingin digali. Pingin cari les bahas arab dan ikut liqoan tahfidz. Kalau hafalan quran, masih coba sendiri. Karena belum ketemu komunitasnya di Pontianak. Targetnya mau cari les bahas arab yang waktunya fleksibel. Kenapa gitu? Saya pingin menguasai bahasa arab biar nanti bisa ngajarin Mursyid dan adik-adiknya Insya Allah.
Namun bukan berarti, mereka yang kerja artinya menggadaikan masa depan anak lho, ya. Bukan. Mereka tahu kapasitas mereka dan paham konsekuensi. Maka, tinggal menjalani peran masing-masing sebaik mungkin.
Lalu kamu menulis? Ya. Saya gak menargetkan karya buku dalam jangka waktu dekat. Cukup tembus ke media nasional aja cerpen-cerpen saya hehe (aamiin). Saya ikut komunitas menulis dan sekarang lagi coba merajinkan lagi ngisi blog.
Gak minat berwirausaha? Belakangan iya. Saya minat haha. Tapi gak skala besar macem Apotek. Tapi mimpi punya Apotek masih ada kok (semoga kelak bisa…). Saya lagi coba bisnis kecil-kecilan. Jualan daster emak-emak. Eits, alhamdulillah yah, laris manis hihi. Kenapa daster? Karena buat saya, daster is the best banget lah kalau di rumah. Hahahaha. Kenapa tertarik dagang? Karena Rasulullah saw dan para sahabatnya kebanyakan adalah pedagang. Saya pingin belajar kenapa kebanyakan dari orang-orang hebat zaman Rasulullah saw itu adalah seorang pengusaha.
Terakhir sebelum ditutup, saya kangen gak kerja pakai jas apoteker? Kadang kangen itu ada dan terpampang nyata #lebay. Tapi kalau iri lihat kawan-kawan? Itu mah enggak ada perasaan yang begitu. Saya berusaha bersyukur menjalani peran ini dengan sebaik mungkin. Hidup ini amanah yang Allah titipkan. Kelak semua yang kita kerjakan, akan dimintai pertanggung jawabannya. Mau kerja plus IRT, silakan. Tidak ada yang salah selama paham tugas dan konsekuensi.  Mau di rumah menjalani peran sebagai istri dan ibu yang full juga silakan. Asal juga paham tugas serta konsekuensinya.

Pokoknya, buat semua ibu: Selamat berkarya!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan komentar dengan bahasa santun :)