Membaca "Love Sparks in Korea" buah karya Asma Nadia, seperti menyaksikan sebuah drama korea bergenre romance. Membuat hati kebat-kebit, kadang senyum sendiri. Tapi tak hanya tentang cinta, dalam novel ini saya menemukan semangat heroik dari seorang Rania Samudra. Seorang gadis yang tadinya 'bukan siapa-siapa' namun berhasil menggapai cita. Menjadi seorang penulis, juga jilbab traveller yang menelusuri kekuasaan Alloh dari satu negara ke negara lain. Lalu pada Negeri Gingseng, hati Rania lambat-laun tertambat pada Hyun Geun. Lalu bagaimana dengan seorang pria bernama Ilhan yang juga menaruh hati pada Rania? Novel ini menyajikan peristiwa hati yang terbalut keikhlasan. Ada bumbu rindu juga cemburu sebagai penyedap.
Adalah Hyun Geun, seorang pemuda korea yang cukup dingin dalam memandang hidup. Bagi Hyun Geun, hidup yang ia tangkap dari lensa kameranya hanya sebatas pada warna hitam atau putih. Hitam yang seolah mewakili perasaannya kepada suami Chin Sun --Chin Sun merupakan cinta pertamanya. Putih yang berasal dari rasa sayang, cinta, kagum juga kesetiaan yang Hyun Geun rasakan pada Chin Sun. Lalu takdir membawa Hyun Geun menemukan warna pelangi lewat Rania. Cintakah?
Novel ini cukup sukses membawa imajinasi saya terbang ke korea. Seperti pada halaman 331, Hyun Geun memberikan penjelasan kepada Rania tentang kuil tertua di Busan :
"Saya berharap kamu mengenakan sepatu yang nyaman, karena paling tidak ada 100 anak tangga yang harus kamu lalui untuk sampai ke kuil. Jangan lewatkan detail kuil ini. Kamu akan mengerti betapa Beomeosa merupakan salah satu kuil paling mewah dan arsitektur peninggalan Dinasti Joseon-nya yang tergarap sangat halus dan baik... "
Kelak ketika ada rizki dan kesempatan ke sana, saya akan mengenakan sepatu yang nyaman seperti yang Bunda Asma Nadia pesan lewat tokoh Hyun Geun.
Oh. Namun saya cukup terkejut dan mengerutkan kening manakala sampai pada pengakuan Hyun Geun yang sudah mualaf sejak sebelum bertemu Rania. Well, saya bukannya tak suka. Memang yang namanya hidayah tak ada yang mampu mencegah. Hanya saja, saya merasa akan lebih mencerahkan jika Bunda Asma Nadia menyelipkan sedikit perjalanan Hyun Geun menjadi seorang muslim saat tokoh ini diceritakan pernah tiga tahun kuliah di Indonesia. Atau memang sudah ada kisah Hyun Geun pada novelnya yang lain?
Bagaimana pun, novel ini manis dan sayang jika terlewatkan. Memberi pelajaran tentang cinta, membawa kita seolah terbang ke negara lain, juga mengajarkan untuk tak menyerah pada mimpi.
Judul : Jilbab Traveller Love Sparks in Korea
Penulis : Asma Nadia
Penerbit : Asma Nadia Publishing House
Tahun Terbit : 2015
Tebal Buku : vii+380 hlm.; 20.5 cm x 14 cm
ISBN : 978-602-9055-39-9
Penulis : Asma Nadia
Penerbit : Asma Nadia Publishing House
Tahun Terbit : 2015
Tebal Buku : vii+380 hlm.; 20.5 cm x 14 cm
ISBN : 978-602-9055-39-9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan komentar dengan bahasa santun :)