21 Agustus 2011

Antara Sunflower (me) dan PDa

Gadis itu mahir menguasai bola yang ada di tangannya. Sesekali ia melempar ke dalam keranjang  yang ada di hadapannya. Tembakannya jitu. Bahkan 3 point mampu ia lakukan.

Gadis itu berfikir, mungkin hidupnya akan selalu seperti ini sampai kelak ia dewasa. Basket dan studi. Komunitas anak hedon yang tak pernah peduli dengan keadaan sekitar. Berkumpul dengan orang-orang yang tenar di sekolah dengan kecerdasan, penampilan, dan ke-tajir-an. Itu lah dia, gadis dengan jilbab pendek yang dikenakan . Walau begitu, sholat lima waktu tak pernah ia tanggalkan.

Puing-puing hafalan 3 juz bagi gadis itu, bukanlah suatu yang penting untuk dijaga. Ya..sisa ingatan dari SD Islam Terpadu-nya dulu. Telinganya mulai asing dengan murottal dan nasyid islami kala itu. baginya, It isn’t important. Ada yang lebih keren. M2M, westlife, Link Park, Evanescen dan sederet artis papan atas lainnya yang masuk nominasi chart Ampuh di salah satu stasiun televise swsata bergengsi.

Hidupnya penuh petualangan bersama teman-teman yang satu tipikal  dengannya. Gadis itu mengenal banyak orang dengan bermacam-macam latar belakang. Membentuk pola pikirnya yang terlalu banyak toleransi terhadap sesuatu. Entah aqidah yang sedang rusak atau sudah tergilas oleh zaman. Miris.
Ibu tercinta yang memaksanya untuk tetap ikut acara kerohanian islam di sekolahnnya. Setidaknya, agar anak gadis semata wayang nya itu tak pernah lupa untuk mengaji.ahh ibu, begitu mulia sosoknya. Gadis itu tak mampu menolak perintah ibunya walau sungguh sangat enggan dirasakannya berlama-lama di kelas hanya untuk membaca Al-Qur’an. Ekskul ini gak banyak pengikutnya, begitu pikirnya.

Sedikit membuahkan hasil di berbagai lomba MTQ tingkat sekolah. Selalu mendapat juara. Hidayah memang hanya miliki Dia semata. Walau mahir, fasih dan paham tajwid bahkan hafal ayat cinta-Nya, tetap tak mampu membuka hatinya. Gadis itu masih dengan ke-sehariannya yang hedon.

Sampai suatu saat di Sekolah Menengah Atas, ajakan dari kakak kelasnya  yang satu almamater di SMP-nya dulu di gubris olehnya. ROHIS kembali ia tekuni. Diam-diam ia mulai kagum dengan perempuan-perempuan  berjilbab lebar di sekolahnya. Mereka smart. Begitu kesannya. Tapi tak seperti teman-teman dan dirinya dulu di menengah pertama.

Dan gadis itu mulai teringat dengan sosok yang saat kecil selalu disampingnya. Seseorang yang selalu ia temukan di kamarnya dengan buku atau Al-Qur’an disamping dirinya yang tengah terlelap. Bahkan Al-Qur’an kecil dari sosok wanita yang kesehariannya ia sapa ‘bu lik’itu masih tersimpan rapi di laci belajarnya.

Mungkin Alloh masih sangat sayang pada gadis basket itu. sampai akhirnya ia mulai memanjangkan se-senti, dua senti dari jilbab yang ia kenakan. Berusaha menghadirkan hati saat tilawah kesehariannya yang sudah dirutinkan seusai sholat lima waktu. Menangis ketika tersadar bahwa hafalannya kian memudar dari ingatan. Gadis itu mulai memahami bahwa setelah hidup ini, akan ada hidup yang lebih abadi , di akhirat sana. Sampai ia tak sadar, bahwa dirinya teseret dalam suatu arus. Sungguh, gadis itu sama sekali tak menyangka, dia bisa berkenalan akrab dengan  sebuah kata yang di usia sebelumnya tak pernah hadir di hidupnya. Da’wah.

Tiga tahun di SMA menjadikannya cukup dewasa dalam berbagai sisi kehidupannya.  Gadis itu berfikir, inilah komunitas yang ia cari. Hingga saat ini, terhitung sudah hampir empat tahun ia mengemban ilmu di universitas yang menjadi pilihannya. Bertemu kembali dengan gelombang yang sama saat dirinya masih duduk di sekolah menengah atas.

Bertemu dengan lebih banyak orang,  sampai ia paham  bahwa ada persaudaraan mulia yang diikat oleh iman, yaitu ukhuwah islamiyah. Perjalanan panjang membenturkan pemikirannya dengan banyak hal . Mulanya tak dimengerti  namun seiring waktu membuat  dirnya semakin bijak dalam mengambil suatu sikap dan putusan. Kini ia ingin terus melebarkan sayap layaknya kupu-kupu. Terbang kemana pun yang ia mau dalam rangka menjalankan tugasnya sebagai seorang khalifah di bumi.

Bersyukur hingga detik ini, ia bersentuhan dan ikut masuk dalam Lembaga yang mengikuti jejak para pendahulunya, zaman ketika Islam menggema di seluruh pelosok yang ada di dunia. Da’wah kampus, Forum Silaturahim Lembaga Da’wah Kampus, Pusat Komunikasi Daerah.

“Bersama Melakukan Perbaikan, Menuju satu peradaban Masayarakat Madani”.

“…Pada hari  ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhoi Islam sebagai agama bagimu…” (Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 3).
Purwokerto, 18 april 2011.
Saat hati ingin menggapai semua mimpi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan komentar dengan bahasa santun :)