Kali ini mau nulis yang udah kudapat dari kajian Tazkiyyatunn
Nafs di masjid Daarussalam PJKA tiap hari ahad ba’da maghrib sampai Isya’. Tapi
gak semuanya sih, ini yang hari ahad kemarin aja. Tadinya mau ditulis dan share
hari ahad malemnya. But, my body gak kuat menahan rasa lelah. Hoho..
Sangat sering kita membangun hubungan dengan manusia. Tapi
how with Alloh?. For sure, with your IMAN. Terus, apa aja sih yang mempengaruhi
iman itu?. Let’s see.. Ini baru tiga yang dibahas.
- Banyak merenungkan ayat-ayat Alloh.
- Banyak berdzikir. Yap!.
Dzikrulloh. Pasti gak asing dong sama Qs. Ar-Ra’ad ayat 28. Yeah “Alaa Bidzikrillahi tathmainnul quluub”. Hanya dengan mengingat-Nya, hati menjadi tenang. Hubungan baik kita dengan-Nya juga akan menjadi baik.
- Tawakkal pada Alloh (Ustadznya itu lagi bahas yang
poin ketiga).
Tawakkal itu berasal dari wakkal yang artinya menyerahkan urusan kepada orang lain. Kalau tawakkal ‘alalloh?. Jelas dong, menyerahlan urusan pada Alloh. Tawakkal itu dilakukan setelah kita berikhitiar keras dan berdo’a. Ikhtiar untuk akhirat dan dunia pastinya.
Kenapa tawakkal bisa membangun hubungan dengan Dia?. Why?.
Karena tawakkal itu bentuk percaya. Ibarat kita aja ke manusia. Pada orangtua atau teman kita saat kita minta tolong sesuatu. Mau gak mau, kita harus percaya pada dia yang kita mintakan tolong. Dengan gitu, hubungan baik akan tetap terjaga. Kita memercayakan apa yang kita harapkan, tapi kita marah-marah atau sebentar-bentar tanya ini-itu. Coba, rasanya gak enak, kan?. “Ih, ni orang gak percayaan amat sih”. Nah, munculah rasa ‘gak enak’ itu. Hubungan kita? So pasti, jadi agak gimana gitu.
Well, buka deh Qs. Yunus ayat 84, “Dan musa berkata “Wahai kaumku!. Apabila kamu beriman kepada Alloh, maka bertawakallah kepada-Nya, jika kamu benar-benar orang muslim yang berserah diri”. Ibnul Qoyyim Al-Jauzi berkata, “Kuatnya tawakkal menunjukkan kuatnya iman seseorang”. Kalau merujuk dari Yunus 84, ya emang begitu adanya.
Menurut Imam Al-Ghazali, orang yang bertawakal memiliki empat amal :
Tawakkal itu berasal dari wakkal yang artinya menyerahkan urusan kepada orang lain. Kalau tawakkal ‘alalloh?. Jelas dong, menyerahlan urusan pada Alloh. Tawakkal itu dilakukan setelah kita berikhitiar keras dan berdo’a. Ikhtiar untuk akhirat dan dunia pastinya.
Kenapa tawakkal bisa membangun hubungan dengan Dia?. Why?.
Karena tawakkal itu bentuk percaya. Ibarat kita aja ke manusia. Pada orangtua atau teman kita saat kita minta tolong sesuatu. Mau gak mau, kita harus percaya pada dia yang kita mintakan tolong. Dengan gitu, hubungan baik akan tetap terjaga. Kita memercayakan apa yang kita harapkan, tapi kita marah-marah atau sebentar-bentar tanya ini-itu. Coba, rasanya gak enak, kan?. “Ih, ni orang gak percayaan amat sih”. Nah, munculah rasa ‘gak enak’ itu. Hubungan kita? So pasti, jadi agak gimana gitu.
Well, buka deh Qs. Yunus ayat 84, “Dan musa berkata “Wahai kaumku!. Apabila kamu beriman kepada Alloh, maka bertawakallah kepada-Nya, jika kamu benar-benar orang muslim yang berserah diri”. Ibnul Qoyyim Al-Jauzi berkata, “Kuatnya tawakkal menunjukkan kuatnya iman seseorang”. Kalau merujuk dari Yunus 84, ya emang begitu adanya.
Menurut Imam Al-Ghazali, orang yang bertawakal memiliki empat amal :
1. Berusaha meraih sesuatu yang bermanfaat.
2. Menjaga sesuatu yang bermanfaat itu ketika
menjadi milik kita.
3. Menolak segala sesuatu yang membahayakan.
4. Menghilangkan segala sesuatu yang menimpanya.
Kok bisa?. Jelas dong. Karena ada ikhtiar dan do’a, kemudian di sandarkan pada kepasrahan yang berharap hanya pada-Nya. Dan hubungan baik dengan-Nya pun akan segera terjalin.
“Terkadang kita terlalu kerdil dan cepat berprasangka buruk pada-Nya saat takdir menyapa dan tak sesuai dengan yang kita harapkan. Sebab kita hanya melihat sesuatu yang nyata, yang ada dihadapn kita. Tapi ingatlah, Alloh melihat jauh sekali kedepan. Alloh tahu yang terbaik untuk kita”.
Kok bisa?. Jelas dong. Karena ada ikhtiar dan do’a, kemudian di sandarkan pada kepasrahan yang berharap hanya pada-Nya. Dan hubungan baik dengan-Nya pun akan segera terjalin.
“Terkadang kita terlalu kerdil dan cepat berprasangka buruk pada-Nya saat takdir menyapa dan tak sesuai dengan yang kita harapkan. Sebab kita hanya melihat sesuatu yang nyata, yang ada dihadapn kita. Tapi ingatlah, Alloh melihat jauh sekali kedepan. Alloh tahu yang terbaik untuk kita”.
Semoga bermanfaat ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan komentar dengan bahasa santun :)