Bismillahirrohmanirrohiim..
Kali ini mau share soal “One Day One Juz” dalam tilawah.
Adik-adik binaan atau teman biasanya banyak yang mengeluh, “Susaaaaaah”. Oke,
berikut tips dariku yang sudah lumayan lama aku praktikkan dalam keseharian.
Jadikan keturunanku kelak mencintai Qur'an |
Pertama, kalau aku, tiap abis sholat fardhu, dhuha dan QL
(baca : Qiyamul Lail atau tahajjud) ada rutinitas tilawah dua lembar. Kendalanya
biasanya adalah waktu. Ya gak sempetlah, masih harus ngejar waktu de el el. Untuk
antisipasinya adalah dengan sholat tepat waktu. Kalau emang lagi gak bisa
sholat tepat waktu dan udah kepepet waktu atau kerjaan, biasanya aku hanya
menghabiskan satu lembar aja. Pun kalau masih juga gak bisa, gak memaksakan
diri juga. Masih ada waktu sholat berikutnya, kan?. Yap. Jadi dirapel. Tapi biasanya,
kalo udah punya PR tilawah jadi agak malas untuk nge-rapelnya. Ini nih
tantangannya. Yaa, ingetin diri sendiri ajalah. Udah sibuk di dunia, masa masih
malas juga untuk sibuk akhirat. Kita gak pernah tahu, apakah masih ada usia
kita di waktu sholat berikutnya, kan?.
Kedua, kalau lagi gak ada kerjaan atau ada jeda waktu,
sempatkanlah untuk tilawah walau hanya beberapa ayat atau halaman. Sebenarnya kesempatan
ini banyak datang. Tapi kendala dari diri sendiri yang besar dan banyak.
Ketiga, seberapa seringkah mendengar alunan senandung ayat
cinta-Nya dalam waktu sehari?. Kalau buat aku pribadi, itu mempengaruhi. Entahlah..
jadi semacam ada yang terngiang terus diotakku dan itu membuatku merasa selalu
ingin membuka Al-Qur’an.
Kemudian, teman-teman satu lingkaran yang sudah berkeluarga
sering bilang juga, “Iya Ki, kalau udah punya anak mah, sulit bagi waktunya”.
Haha.. aku sih belum tahu rasanya. Nikah aja belom. Tapi pernah dikasih saran
sama bulikku, “ Kalau udah punya anak, dikondisikan sejak sebelum hamil dan
saat hamil. Banyak tilawah dan mendengar murottal aja. Nanti kalau udah ada
anak, insyaAlloh jadi gak terlalu sulit untuk mengontrol si anak dan waktu. Itulah
tantangannya, Ki. Pergunakan malammu untuk mendekat pada-Nya”. Itu saran dari
bulikku yang udah punya mujahid tiga!. Katanya lagi, perbanyak hafalan sebelum
menikah. Buat bekal muraja’ah saat gak sempat tilawah ketika sibuk dengan anak
dan urusan rumah tangga lainnya.
Dulu pernah denger tausiyah dari Aa Gym tentang QL, “QL itu
kalau masih belum bisa dengan sebelas raka’at, ya gak apa-apa. Jangan memaksakan
diri. Cukup dua raka’at dulu saja. Tapi kontinyu. Daripada sebelas raka’at
sebulan sekali atau dua pekan sekali. Mending dua raka’at tapi setiap hari. Nanti
lama-lama raka’at itu akan bertambah dengan sendirinya”. Yap. Sama halnya
dengan tilawah. Yang dibutuhkan adalah istiqomah. Gak perlu menunggu Ramadhan
tiba untuk membuat target sebulan kudu khatam. Tapi dibulan-bulan lainnya,
kosong alias gak ada target sama sekali. Para sahabat Nabi dulu mempersiapkan
Bulan mulia itu jauh sebelum Ramadhan tiba.
Beberapa bulan lalu saat pulang ke rumah dan mendengarkan
radio dakta (107,0 FM) ketika kajian yang sore tapi lupa siapa ustadznya dan
temanya apa. Hehe. Yang jelas, beliau bilang “Ummat yang paling lemah itu
adalah yang satu harinya itu satu juz dalam tilawah”. Beliau juga mengutip dari
siapaa gitu, lupa juga. Maaf ya, soalnya dengerinnya waktu itu sambil mainan
games. Astaghfirulloh.. jadi ya, ambil kalimat itu sebagai cambuk dan muhasabah
aja ketika si malas melanda.
Jadi?. Mari, sedikit-dikit kita praktikkan. Belajar tak
mesti langsung bisa. Belajar adalah suatu proses. Jika lelah, maka wajar. Bagian
tersulitnya adalah istiqomah atau konsisten dengan apa yang sedang kita
pelajari.
Selamat mencoba dan semoga bermanfaat ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan komentar dengan bahasa santun :)