27 Maret 2012

(share) One Day One Juz, Mau?

Bismillahirrohmanirrohiim..

Kali ini mau share soal “One Day One Juz” dalam tilawah. Adik-adik binaan atau teman biasanya banyak yang mengeluh, “Susaaaaaah”. Oke, berikut tips dariku yang sudah lumayan lama aku praktikkan dalam keseharian. 

Jadikan keturunanku kelak mencintai Qur'an
Pertama, kalau aku, tiap abis sholat fardhu, dhuha dan QL (baca : Qiyamul Lail atau tahajjud) ada rutinitas tilawah dua lembar. Kendalanya biasanya adalah waktu. Ya gak sempetlah, masih harus ngejar waktu de el el. Untuk antisipasinya adalah dengan sholat tepat waktu. Kalau emang lagi gak bisa sholat tepat waktu dan udah kepepet waktu atau kerjaan, biasanya aku hanya menghabiskan satu lembar aja. Pun kalau masih juga gak bisa, gak memaksakan diri juga. Masih ada waktu sholat berikutnya, kan?. Yap. Jadi dirapel. Tapi biasanya, kalo udah punya PR tilawah jadi agak malas untuk nge-rapelnya. Ini nih tantangannya. Yaa, ingetin diri sendiri ajalah. Udah sibuk di dunia, masa masih malas juga untuk sibuk akhirat. Kita gak pernah tahu, apakah masih ada usia kita di waktu sholat berikutnya, kan?.

Kedua, kalau lagi gak ada kerjaan atau ada jeda waktu, sempatkanlah untuk tilawah walau hanya beberapa ayat atau halaman. Sebenarnya kesempatan ini banyak datang. Tapi kendala dari diri sendiri yang besar dan banyak. 

Ketiga, seberapa seringkah mendengar alunan senandung ayat cinta-Nya dalam waktu sehari?. Kalau buat aku pribadi, itu mempengaruhi. Entahlah.. jadi semacam ada yang terngiang terus diotakku dan itu membuatku merasa selalu ingin membuka Al-Qur’an. 

Kemudian, teman-teman satu lingkaran yang sudah berkeluarga sering bilang juga, “Iya Ki, kalau udah punya anak mah, sulit bagi waktunya”. Haha.. aku sih belum tahu rasanya. Nikah aja belom. Tapi pernah dikasih saran sama bulikku, “ Kalau udah punya anak, dikondisikan sejak sebelum hamil dan saat hamil. Banyak tilawah dan mendengar murottal aja. Nanti kalau udah ada anak, insyaAlloh jadi gak terlalu sulit untuk mengontrol si anak dan waktu. Itulah tantangannya, Ki. Pergunakan malammu untuk mendekat pada-Nya”. Itu saran dari bulikku yang udah punya mujahid tiga!. Katanya lagi, perbanyak hafalan sebelum menikah. Buat bekal muraja’ah saat gak sempat tilawah ketika sibuk dengan anak dan urusan rumah tangga lainnya.

Dulu pernah denger tausiyah dari Aa Gym tentang QL, “QL itu kalau masih belum bisa dengan sebelas raka’at, ya gak apa-apa. Jangan memaksakan diri. Cukup dua raka’at dulu saja. Tapi kontinyu. Daripada sebelas raka’at sebulan sekali atau dua pekan sekali. Mending dua raka’at tapi setiap hari. Nanti lama-lama raka’at itu akan bertambah dengan sendirinya”. Yap. Sama halnya dengan tilawah. Yang dibutuhkan adalah istiqomah. Gak perlu menunggu Ramadhan tiba untuk membuat target sebulan kudu khatam. Tapi dibulan-bulan lainnya, kosong alias gak ada target sama sekali. Para sahabat Nabi dulu mempersiapkan Bulan mulia itu jauh sebelum Ramadhan tiba. 

Beberapa bulan lalu saat pulang ke rumah dan mendengarkan radio dakta (107,0 FM) ketika kajian yang sore tapi lupa siapa ustadznya dan temanya apa. Hehe. Yang jelas, beliau bilang “Ummat yang paling lemah itu adalah yang satu harinya itu satu juz dalam tilawah”. Beliau juga mengutip dari siapaa gitu, lupa juga. Maaf ya, soalnya dengerinnya waktu itu sambil mainan games. Astaghfirulloh.. jadi ya, ambil kalimat itu sebagai cambuk dan muhasabah aja ketika si malas melanda. 

Jadi?. Mari, sedikit-dikit kita praktikkan. Belajar tak mesti langsung bisa. Belajar adalah suatu proses. Jika lelah, maka wajar. Bagian tersulitnya adalah istiqomah atau konsisten dengan apa yang sedang kita pelajari. 

Selamat mencoba dan semoga bermanfaat ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan komentar dengan bahasa santun :)