20 Februari 2016

Malaikat Salju



“Lei? Sedang apa di sini? Kau belum pulang? Masih berseragam sekolah rupanya.” Lelaki yang sedang termenung dalam hujan salju yang baru saja turun itu terperanjat. Apalagi saat mendengar suara yang menyapanya barusan.

“Kau sendiri?” tanya Lei balik.

Tan Liu nama gadis yang menyapanya tadi hanya mengedikkan bahu dan mengerling jenaka. “Aku bosan di rumah. Makanya aku ke bukit belakang sekolah sore ini.”

Lei menautkan alisnya. Bosan? Adalah hal mustahil rasanya bagi seorang Tan Liu yang terkenal ramah dan ceria pada semua orang. Jika ada Tan Liu, maka di sana ada bahagia, tawa serta kehangatan. Berbeda dengan Lei yang pembawaannya sedingin salju. Tak banyak yang bisa berkawan baik dengannya.

“Jangan-jangan, kau juga sedang mencarinya ya?” Tan Liu mengacungkan telunjuk kanannya.

“O … mm, bukan…, ” Lei tergeragap menjawab. Ada semburat merah dan hangat yang menjalar di kedua pipinya. Kontras dengan wajahnya yang pucat akibat cuaca yang sangat dingin.

Tan Liu tetaplah Tan Liu yang tak mudah percaya. “Lalu untuk apa kau bawa senter itu? Sudahlah. Mengaku saja. Kau ingin mencari bunga itu di belakang bukit sekolah kita kan? Snow angel.”

Lei masih bergeming. Ia terdiam. Lei seperti seseorang yang tengah ketahuan akan mencuri. Sepasang tangan dan kakinya makin kaku untuk ia gerakkan.

“Tak perlu malu. Kita cari bersama yuk!” Tan Liu menarik lengan Lei.
***


Setengah jam terlewati tak membawa hasil apapun. Mereka istirahat sejenak di bawah pohon. Sambil memandang lanskap kanvas langit yang berwarna hitam pekat tak berbintang. Ditambah hamparan kerlipan lampu di bawah bukit yang berasal dari rumah-rumah penduduk. Atap-atapnya tertutup salju yang cukup tebal.

“Kau percaya mitos pada bunga itu?” Tan Liu membuka percakapan.

“Entahlah. Kau sendiri kenapa mencari bunga itu?”

“Untuk meminta kebahagiaan.” Tan Liu menjawab pendek.

Lei menatap heran gadis yang tengah duduk bersisian dengannya. Ada banyak pertanyaan yang seketika bertumpuk dalam otaknya.

Lei urung bertanya lebih jauh. Terlebih saat Lei tak sengaja menatap sepasang mata milik Tan Liu yang kosong. Ah, bukan kosong tepatnya. Ada katarsis yang sebenarnya siap dimuntahkan. Hanya … Tan Liu pendam dalam-dalam.

Ialah bunga snow angel. Yang kabar burungnya hanya tumbuh di bukit belakang sekolah Lei dan Tan Liu. Bunga tersebut tumbuh saat musim salju dan tak semua orang mampu menemukannya. Konon jika ada yang mampu menemukan bunga snow angel, maka semua keinginan si penemu akan terkabul.
***

“Lei, kita sudahi saja ya pencarian ini. Aku mendadak sakit…” Tan Liu terengah-engah sembari memegang dadanya yang nyeri.

“Kau baik-baik saja? Wajahmu pucat sekali. Kuantar kau pulang.” Lei memapah Tan Liu yang lemah turun dari bukit. Baru kali ini Lei melihat kondisi Tan Liu yang sangat berbeda dari biasanya.

Setelah mengantar Tan Liu pulang, Lei baru tahu dari ibu Tan Liu bahwa jantung Tan Liu tak berfungsi dengan baik.

Kau mencari bahagia untuk jantungmu? Lei berkata dalam diam. Diambang pintu rumah Tan Liu, Lei tengah mengganti permintaannya dalam hati untuk snow angel jika kelak ia menemukannya. Permintaan bahagia untuk dirinya sendiri, telah ia hapus.
***

Di perjalanan, Lei bimbang akan melangkah ke mana. Ia tertegun memandang lampu jalanan yang nyalanya tak terlalu terang. Lei biarkan kapas putih dingin menampar-nampar dengan lembut wajahnya. Lei tengah melintasi waktu.

Setelah beberapa saat ia berdiri mematung. Dan membiarkan tubuhnya dijatuhi oleh hujan salju. Lei akhirnya memutuskan tak pulang ke rumah. Ia kembali ke bukit belakang sekolah untuk menemukan snow angel.

Lei sendiri sebenarnya sudah muak berada di rumahnya yang bagai neraka. Ayah tiri Lei kerap mabuk-mabukkan. Ibu kandungnya sudah lama meninggal. Hari-hari Lei penuh dengan makian dan sumpah serapah dari ayahnya tirinya yang kejam itu. Tak jarang pula Lei mendapat pukulan, tamparan bahkan tendangan pada tubuhnya. Itu sebabnya Lei selalu menjauh dari keramaian di sekolah. Ia malu dan takut jika ada yang melihat lebam pada tubuhnya.

Sebelum kembali meneruskan pencarian snow angel, Lei menuliskan keinginannya pada selembar kertas yang ia bawa di bangku taman yang sunyi. Setelah selesai, ia kembali menyusuri rerumputan dan pohon yang telah tertimbun salju di bukit belakang sekolah.
***

Lei mulai lelah. Ia kehabisan tenaga. Dirinya teringat hampir seminggu tak menyentuh makanan. Matanya berkunang-kunang. Dari jauh, Lei melihat ada cahaya berdenyar-denyar di antara semak. Entah ilusi, delusi atau keajaiban? Lei menemukan snow angel. Senyumnya mengembang lebar. Namun tubuhnya ambruk. Lei jatuh sambil menggenggam erat bunga itu.

Hujan salju semakin lebat. Tubuh Lei yang tak bertenaga terkubur tumpukan salju.
***
Epilog
Satu bulan setelahnya …

“Lei, terima kasih. Kau memberiku bahagia … bukan bunga yang mengabulkan permintaanku. Namun karena Tuhan mendengar permintaanmu. Lei, aku tahu kau akan selalu di sini.” Tan Liu berbisik pelan di antara desauan angin di atas bukit belakang sekolah. Tangan kanannya mengepal sambil memegang dada sebelah kiri. Ada bulir-bulir bening yang berkerumun di kedua pelupuk matanya, bahkan sebagian telah menganaksungai.

Lei yang malam itu terkapar tak berdaya hanya mengalami kerusakan di otaknya. Sebab kepalanya terbentur batu yang cukup besar. Suatu keajaiban, masih ada aliran darah yang mengalir di jantung Lei. Salah seorang petugas patroli keamanan lingkungan yang saat itu bertugas menemukan tubuh Lei dan membaca kertas yang bertuliskan keinginan miliknya. Kertas itu berisikan pesan pemberian organ jantung miliknya untuk Tan Liu.

‘Aku tak pernah kenal bahagia, Tan Liu. Sampai tawamu yang renyah di sekolah saat kau tengah berkumpul dengan teman-teman membuat hatiku merasa nyaman. Aku sering menatapmu diam-diam. Agar aku bahagia. Pakailah jantungku, Nona Snow Angel. Semoga kau berbahagia. 

Dari : Lei, pengagum senyum dan tawamu.’

-sunflower-
*tiba2 aja dapet inspirasi karena inget drama taiwan snow angel, haha.
*gak tau juga itu bunga ada beneran apa engga 😁😁.
*gambar dari salah satu personil grup owop yang sepertinya ambil dari Google. Maaf belum sempat cari sumbernya. Kalau ada yang tau, bisa inbox saya supaya say cantumkan sumber. Terima kasih.

1 komentar:

Silakan komentar dengan bahasa santun :)