21 Februari 2016

Tengkar Rumah Seberang


arakan mega malam mendung
ditambah suasana hati tak mendukung,
pertengkaran selalu menyayat hati
meninggalkan luka tak terobati


andai kudapat ke rumah seberang,
lalu kau, kubawa terbang
agar dukacita tak menjadi ekhibisi,
tak kucipta syair elegi


di depanmu, aku adalah pemuda berwajah masai
yang kerap mendengar kau bertikai
namun, Nyonya, bukankah aku tak boleh berandai?

2 komentar:

  1. lg terhanyut baca puisinya.

    eh, catatanny bikin ngagul. hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngiahahaha. Karena hidup ini gak selalu miris, Ci :)))

      Hapus

Silakan komentar dengan bahasa santun :)