Ada yang mulai memburam walau hatiku tak kunjung jua terpejam.
Sepasang netraku masih jelas memindai jalanan yang baru saja tersapu
titik-titik air dari langit-Nya. Jejak kaki kita memang samar. Namun kenangan
masih berkelebat jelas.
Hatiku melihat pahatan namamu di dinding pembuluh darah
arteriku. Ah, kau tentu lebih paham dari aku. Kalau pembuluh darah arteri itu
yang membawa aliran darah dari jantung lalu diedarkan ke seluruh tubuh. Bukan
tak mungkin ada korelasi yang menyebabkan aku begitu sulit melupakanmu.
Aku dan kau tak lagi bisa bersisian saat memandang lanskap
senja. Pun tak mungkin beriringan sambil membuat banyak catatan kecil yang kita
sebut mimpi masa depan.
Sebab, ada cahaya yang walau secercah menyelusup. Lalu masuk
jauh ke dalam jiwaku. Cahaya milik-Nya. Egoku tentang fitrah yang sengaja
kucamkan dan kucatat rapi bahwa selama ini, aku -ah, kita- tak pernah salah
dengan hubungan yang tak pernah diikrarkan. Namun, ada tembang rindu yang
acapkali bergejolak saat tak bersua. Keliru itu kusembunyikan serapat mungkin.
Tapi kini menjadi sembilu yang amat tajam.
“Setelah ini, aku akan melanjutkan program profesi apoteker.
Di kota asalku.” Kau masih membisu dengan jas putih yang membalut tubuhmu. Kau
seolah membiarkan suara khas camar mengangkasa. Kemudian kita berlalu tanpa
sepatah kata.
***
‘Apakah NSAID tak mampu menghentikan COX-1 dan COX-2 yang ada
di hatiku? Mengapa masih terasa nyeri dan perih?’
Kubaca pesan singkat darimu yang masuk. Kau calon dokter,
Tuan. Mungkin diagnosamu yang salah hingga keliru meresepkan obat untuk hatimu
yang terluka.
Jemariku
bergeming. Enggan membalasnya. Walau hatiku riuh bergemuruh dan ada yang
bertalu-talu di otakku. Ah, mengapa ular besi yang kutumpangi melambat? Atau
hatiku yang masih tertambat?
***
keterangan:
NSAID : salah satu golongan obat untuk
meredakan nyeri, non-steroidal inflammatory drugs.
COX-1 dan COX-2 : isoenzim yang ada dalam
tubuh tubuh saat terluka, cyclooxygenase 1&2. Kalau mau ngerti, googling
mekanisme kerja NSAID, wkwk.
Niatnya ntar mau dibikin cerpen, ehehe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan komentar dengan bahasa santun :)